Penurunan yang terjadi pada penjuaan iPhone baru-baru ini menghadirkan berita buruk bagi setiap kalangan. Tidak hanya perusahaan Apple secara langsung akan tetapi semua pihak yang terlibat dalam bisnis iPhone ini. Sebuah laporan di the WSJ membahas secara detail mengenai kerugian yang dialami oleh beberapa suplaier komponen Apple terbesar di dunia. Namun kerugian tersebut dampak buruknya tidak akan seburuk masalah yang akan menimpa perusahaan Apple tentunya.
Sebuah laporan menganalisis bahwa beberapa perusahaan manufaktur Asia mengalami banyak penurunan keuntungan, misalanya saja perusahaan Foxconn yang mengalami penurunan profit sebesar 9.2% di kuarter pertamanya. Begitu juga dengan perusahaan manufaktur Sony yang mensuplai dan membuat modul camera untuk iPhone. Namun tetap saja, kerugian yang dialami oleh perusahaan pendukung lain tidak akan serugi perusahaan Apple sendiri.
Kini Apple telah kehilangan reputasinya. Secara selama ini Apple memiliki reputasi baik di kalangan perusahaan manufaktur dibanding dengan perusahaan pembuat smartphone lain. Dan kini Apple harus menanggung dampaknya, dimana perusahaan harus tetap memproduksi 10 juta iPhone setiap tahun, dan hal tersebut cenderung akan menimbulkan kekhawatiran jika perusahaan sedang berada diambang kebangkrutan.
Perusahaan manufaktur mencoba memandang masalah kerugian tersebut dari sisi yang lebih objektif tapi ada juga yang melihat dari sudut pandang berbeda. Namun setelahnya pasaran penjualan komputer PC yang menurun di tahun 2000an dan digantikan dengan masa penjualan laptop dan smartphone dimasa selanjutnya hingga saat ini. Namun di tahun 2016, sudah sangat jelas bahwa masa kegilaan orang-orang akan produk smartphone sudah habis masanya. Dan kami penasaran masa besar apalagi kah yang akan memberikan keuntungan dimasa yang akan datang? Entahlah, yang pasti Apple sedang mempersiapkan untuk masa itu.